Langsung ke konten utama

MEMAKNAI FILSAFAT ILMU DALAM MENDIDIK


Filsafat ilmu memiliki dua pengertian: 1) dari segi kebahasaan adalah mencintai kebenaran. orang yang memahami filsafat ilmu, maka akan berusaha memperoleh kebenaran dan memilikinya. 2) dari segi filsafat, adalah pengetahuan dari segala yang ada. 

Menurut Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya 4 persoalan: 1) Apa yang dapat diketahui, dijawab dengan metafisika. 2) Apa yang boleh dikerjakan, dijawab oleh etika. 3) Apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh antropologi. 4) dan harapan ada pada agama. 

Koridor filsafat adalah 1) Logis dan masuk akal. 2) Sistematis dan terukur. sistematika dalam mengkaji sebuah problem permasalahan adalah, pertama menemukan permasalahan; Kedua, mengkaji keilmuannya; Ketiga, mengolah problem dengan keilmuan yang diperoleh; ketiga, menjelaskan implementasi dari temuan yang didapat; keempat, rekomendasi dan kesimpulan. 3) Radikal, mendalam sampai akar. 4) Universal, generalisir. 

Ketika seorang pendidik memahami filsafat ilmu, maka dia akan mencari kebenaran dari ilmu yang akan diajarkannya, dan menyampaikan kebenaran tersebut. Selain itu, pendidik tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menyampaikan, apa alasan harus dipelajarinya ilmu tersebut. Dengan mengetahui dan menyadari pentingnya alasan dibaliknya, maka diharapkan peserta didik akan benar-benar berusaha memahami, dan mengimplementasikan ilmu yang diperoleh.

Pendidik harus dapat menyampaikan, apa pentingnya mempelajari materi yang akan disampaikan. Apa kegunaan mempelajari materi tersebut, terutama apakah bisa bermanfaat dalam kehidupannya. Contoh, materi sistem ekskresi, peserta didik harus mengetahui fungsi dari organ-organ ekskresi, pentingnya menjada organ-organ tersebut, juga mengetahui bagaimana cara menjaga dan memelihara organ-organ tersebut agar dapat berfungsi dengan baik. Diharapkan jika peserta didik mengetahui pentingnya sistem ekskresi, maka mereka akan semangat mempelajarinya dan diimplementasikan dengan menjaga/memelihara organ eksresi yang sudah dimilikinya. Terlebih, menjaga organ yang dimiliki, merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan organ-organ pada tubuh kita dengan cuma-cuma. 

Jika pendidik sudah dapat memahami filsafat ilmu dan menerapkannya dalam pembelajaran, maka pastilah akan lahir manusia-manusia yang tidak sekedar pintar, tetapi cakap dalam menggunakan ilmu, dan pandai bersyukur. Manusia-manusia inilah yang dibutuhkan untuk membangun peradaban. 

Wallahua'lam bishawab. 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEORI EVOLUSI UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN BERNALAR KRITIS PESERTA DIDIK

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEORI EVOLUSI UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN BERNALAR KRITIS PESERTA DIDIK Oleh: Ilisya P.I. Salah satu materi Biologi yang sampai saat ini masih seringkali menumbuhkan "perang batin" dalam hati seorang pendidik, terutama berlatar agama Islam adalah Evolusi. Kajian materi evolusi yang cukup banyak bertentangan dengan agama tetapi tetap harus dipahami oleh peserta didik secara menyeluruh dan sesuai dengan apa yang terdapat di silabus. Oleh karenanya, pendidik harus dapat menyajikan materi evolusi secara seimbang, dimana materi sesuai silabus tersampaikan, tetapi pemahaman peserta didik mengenai evolusi dari segi keislaman pun tersampaikan. Model pembelajaran yang dapat diterapkan diantaranya adalah dengan discovery learning. Melalui discovery learning, peserta didik diharapkan dapat merekontruksi sendiri pengetahuannya, dapat mengkaji materi evolusi secara lebih mendalam. peserta didik dapat menemukan sendiri teori-teori evolusi yang ke