Langsung ke konten utama

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

 

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Lingkup Pendidikan

MA Daarul Uluum PUI Majalengka

Tujuan yang ingin dicapai

Tujuan penulisan Best Practice ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman mengajar terbaik yang dapat meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, dan kemampuan berfikir tingkat tinggi murid melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning metode HOTS-ISTEEM dalam materi Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.

Penulis

Ilisya P. Indrasari

 

Tanggal

4 dan 5 Juli 2023 (Model Project Based Learning moda Luring)

 

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah.

Guru belum beradaptasi dan membiasakan murid dengan soal-soal/penugasan yang dapat mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi murid, sehingga kemampuan literasi numerasi dan berfikir tingkat tinggi murid menjadi rendah.

 

Beberapa gejala yang terlihat adalah 1) soal-soal dalam tes sumatif masih berupa soal tertutup: 2) guru belum memahami karakteristik soal-soal/penugasan berbasis literasi dan numerasi.

 

Mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi murid serta kemampaun berfikir tingkat tinggi murid, tidak hanya melalui soal-soal atau penugasan yang diberikan, tetapi juga dalam bentuk proses pembelajaran di kelas. Metode yang dikembangkan dalam Best Practice ini adalah HOTS – ISTEEM, High Order Thinking Skill – Islamic Science Technology Engginering Enterpreuneur and Mathematics, dengan model pembelajaran PJBL (Project Based Learning).

 

Keterampilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills) mencakup kemampuan berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Menurut Lewis dan Smith (1993) dalam Sani, R. A. (2019), berfikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru, kemudian menghubungkan, dan/atau menyusun dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau memperoleh jawaban/solusi yang mungkin untuk suatu situasi yang membingungkan

 

Pembelajaran berbasis ISTEEM adalah mengintegrasikan nilai-nilai dan pengetahuan islami dengan sains, teknologi, engineering, kewirausahaan (enterpreuneur), dan matematika dalam proses pembelajaran. Praktik baik ini mencoba untuk mengintegrasikan niai-nilai dan pengetahuan Islam, menggunakan ilmu robotika arduino uno (teknologi dan engineering), menggunakan ilmu matematika untuk menganalisis hasil penelitian, dan membangun jiwa kewirausahaan dengan konsep dasar proyek yang sudah dikembangkan.

 

Pembelajaran berbasis ISTEEM sangat membutuhkan keterampilan tingkat tinggi. Hal ini disebabkan karena pembelajaran ISTEEM mengharuskan murid untuk melakukan penyelidikan ilmiah, penerapan matematika ketika merancang sebuah teknologi dan menganalisis hasil penelitian dalam upaya menyelesaikan masalah. Jadi, model pembelajaran yang umum digunakan dalam pembelajaran ISTEEM adalah project based learning (PJBL).

 

Diharapkan dengan menerapkan proses pembelajaran model PJBL dan metode HOTS – ISTEEM, dapat mengembangkan kemampuan literasi, numerasi dan kemampuan berfikir tingkat tinggi murid.

 

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan.

Berdasarkan analisis hasil asesment dan refleksi, dengan metode dan model pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, serta literasi dan numerasi murid pada materi pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proyek yang dikembangkan adalah mengukur kelembaban tanah pada tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, dan jagung dengan menggunakan soil moisture sensore arduino uno.

 

Dalam proyek penelitian ini, murid diminta untuk mengamati dan menganalisis kebutuhan kelembaban tanah tiap tanaman. Kebutuhan kelembaban tanah teramati dari debit air yang terpakai setiap harinya selama proses penelitian. Dalam merancang penelitian, murid sudah diminta untuk mencari literasi terkait kebutuhan kelembaban tanah ideal setiap tanaman yang akan disetting dalam arduino uno, serta kondisi faktor eksternal yang dibutuhkan tanaman. Dan murid dapat mengembangkan literasi numerasi melalui pengukuran rata-rata kelembaban tanah yang dibutuhkan selama proses penelitian dan membuat grafik dari data hasil penelitian. Dalam uji produk, murid diminta untuk mempresentasikan hasil penelitian dan hasil analisis mereka jika hasil peneltian kurang sesuai dengan hipotesis atau prediksi awal penelitian.

 

Diharapkan praktik baik ini dapat menjadi motivasi bagi diri saya pribadi untuk dapat melakukan kolaborasi dengan mata pelajaran lain dalam mengembangkan materi Biologi. Bagi rekan guru yang lain, ini merupakan upaya berbagi praktik baik, yang semoga dapat memberikan inspirasi.

 

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Peran saya dalam praktik ini adalah sebagai guru yang menjadi subjek atau pelaksana praktik baik. Saya sebagai guru memiliki tanggung jawab untuk dapat menganalisis permasalahan yang muncul selama PBM Biologi. Salah satu permasalahan yang muncul adalah rendahnya kemampuan literasi dan numerasi murid, dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan guru belum berbasis HOTS. Tindak lanjutnya, saya sebagai guru mencari berbagai alternatif solusi untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang terpilih adalah mengembangkan model PJBL dengan metode HOTS – ISTEEM pada materi pengaruh faktor internal dan eksternal pada  pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selanjutnya adalah guru menyusun modul ajar, bahan ajar, LKPD, instrumen dan rubrik penilaian, serta media pembelajaran. Guru memonitoring pelaksanaan proyek selama 14 hari. Guru juga membuat pertanyaan refleksi sebagai masukan bagi guru apakah model dan metode yang digunakan sudah tepat atau diperlukan pengembangan lebih lanjut.

 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Apa saja yang mengjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

Latar belakang masalah dari praktik baik ini adalah kurangnya literasi dan numerasi murid, serta kemampuan berfikir tingkat tinggi. Strategi pembelajarannya adalah, guru menggunakan metode pembelajaran  HOTS – ISTEEM dengan model pembelajaran  PJBL pada materi pengaruh faktor internal dan eksternal pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Beberapa tantangan dalam metode dan model pembelajaran ini adalah:

1.     Guru harus dapat menentukan proyek yang relevan dengan materi dan tujuan yang ingin dicapai.

2.     Memerlukan persiapan lebih untuk menyiapkan alat dan bahan serta rancangan proyek.

3.     Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya.

4.     Memerlukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran lain yaitu guru Robotika.

5.     Guru juga harus memahami prinsip dasar kerja dari rancangan proyek menggunakan bantuan soil moisture sensor arduino uno.

6.     Kemampuan murid untuk berliterasi sudah diuji sejak awal perencanaan proyek.

 

Siapa saja yang terlibat?

Dalam proses pelaksanaan praktik baik ini, yang terlibat adalah:

1.     Guru, yaitu saya sendiri sebagai orang yang merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi praktik baik ini.

2.     Unsur pimpinan di madrasah, sebagai orang yang membantu dalam mensukseskan praktik baik ini.

3.     Rekan guru, sebagai sumber inspirasi dan teman diskusi dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi praktik baik ini.

4.     Dosen dan Guru Pamong PPG, sebagai orang yang membimbing dan mengevaluasi aksi yang saya lakukan demi keberhasilan praktik baik ini dan juga sebagai masukan dalam pembelajaran di masa selanjutnya.

5.     Murid yang merupakan subjek dan objek pembelajaran di kelas.

6.     Guru mata pelajaran Robotika yang merupakan rekan kolaborasi dalam pelaksanaan proyek.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat /Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah dan starategi untuk menghadapi tantangan: Guru melakukan literasi dan  merancang sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, dan kemampuan berfikri tingkat tinggi murid. Model pembelajaran yang terpilih adalah PJBL untuk materi pengaruh faktor internal dan eksternal pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dengan metode pembelajatan berbasis HOTS – ISTEEM.

 

Proses dalam aksi praktik baik menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan metode HOTS – ISTEEM:

1.     Pertanyaan Esensial

1)    Guru menyajikan masalah kontekstual : “apakah pengaruh factor ekternal setiap tumbuhan sama?”

2)    Siswa diarahkan oleh guru untuk memahami permasalahan tersebut dan merumuskan pertanyaan mendasar terkait masalah tersebut.

2.     Mendesain Rencana Proyek

1)    Murid dikelompokkan menjadi 4 kelompok  heterogen (Gotong royong)

Kelompok 1: Pengamatan tanaman kacang hijau

Kelompok 2: Pengamatan tanaman kacang kedelai

Kelompok 3: Pengamatan tanaman kacang tanah

Kelompok 4: Pengamatan tanaman jagung

Setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan jenis proyek yang akan dikerjakan. (beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, Gotong royong, bernalar kritis)

2)    Setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan produk yang akan dihasilkan. Dalam hal ini, perbedaan pengaruh kelembaban/kebutuhan air  terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berbeda.

3)    Setiap kelompok berdiskusi untuk merancang kegiatan proyek yang akan dilakukan dibantu oleh guru robotika. (beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, Gotong royong, bernalar kritis)

3.     Menyusun Jadwal

1)  Setiap kelompok Menyusun timeline pengerjaan proyek yang akan dilaksanakan selama 14 hari. (beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, Gotong royong, bernalar kritis)

4.     Pelaksanaan dan pengawasan perkembangan proyek

1)  Setiap kelompok menyelesaikan tahapan-tahapan atau aktivitas-aktivitas dalam proyek mereka. Pada tahapan ini, dibantu juga oleh guru robotika. (beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, Gotong royong, bernalar kritis)

2)  Guru memonitor perkembangan proyek setiap kelompok dengan datang ke laboratorium.

5.     Menguji Produk

1)    Setiap kelompok mempresentasikan LKPD dari hasil proyek mereka dengan menggunakan PPT/video/poster.

2)    Setiap kelompok menjawab pertanyaan dan mendapatkan masukan dari kelompok lain.

3)    Murid menerima umpan balik dari guru.

6.     Evaluasi Pengalaman

1)    Murid merefleksikan pengalaman selama melakukan aktivitas proyek.

2)    Murid memberikan contoh pengembangan proyek ini dalam skala yang lebih luas.

 

Dalam proses ini, yang terlibat adalah guru, murid, guru robotika, dosen pembimbing, guru pamong, dan rekan sejawat lainnya sebagai kameramen. Sumber daya yang diperlukan adalah buku sumber, internet, aplikasi ed puzzle, classpoint, alat dan bahan proyek, laptop, infokus, jaringan internet dan kamera.

 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan murid melalui isian google form dapat disimpulkan bahwa 100% murid senang dengan pembelajaran model Project Based Learning dan metode HOTS - ISTEEM serta kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan murid sesuai tujuan pembelajaran, yaitu memahami pengaruh factor eksternal terhadap pertumbuhan  tumbuhan, melakukan percobaan tentang faktor-faktor eksternal yang memengaruhi proses pertumbuhan  pada tanaman, dan menyajikan data hasil analisis hubungan faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan  tanaman.

 

Berdasarkan haril pretest dan posttesst menggunakan soal-soal HOTS, dapat terlihat perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan post test. Hasil menunjukkan terjadi kenaikan jumlah murid dengan nilai tuntas (lebih dari KKM yaitu 75) sebesar 80%.

 

Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam praktik baik ini adalah pembelajaran dengan model project based learning dengan metode HOTS - ISTEEM. Model dan metode ini membantu murid untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, serta kemampuan berfikir tingkat tinggi murid, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 

Pelajaran dari keseluruhan proses

Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan metode pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan murid.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEORI EVOLUSI UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN BERNALAR KRITIS PESERTA DIDIK

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEORI EVOLUSI UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN BERNALAR KRITIS PESERTA DIDIK Oleh: Ilisya P.I. Salah satu materi Biologi yang sampai saat ini masih seringkali menumbuhkan "perang batin" dalam hati seorang pendidik, terutama berlatar agama Islam adalah Evolusi. Kajian materi evolusi yang cukup banyak bertentangan dengan agama tetapi tetap harus dipahami oleh peserta didik secara menyeluruh dan sesuai dengan apa yang terdapat di silabus. Oleh karenanya, pendidik harus dapat menyajikan materi evolusi secara seimbang, dimana materi sesuai silabus tersampaikan, tetapi pemahaman peserta didik mengenai evolusi dari segi keislaman pun tersampaikan. Model pembelajaran yang dapat diterapkan diantaranya adalah dengan discovery learning. Melalui discovery learning, peserta didik diharapkan dapat merekontruksi sendiri pengetahuannya, dapat mengkaji materi evolusi secara lebih mendalam. peserta didik dapat menemukan sendiri teori-teori evolusi yang ke...

Penerapan Makna Pendidikan Islam dalam Proses Pembelajaran

Penerapan Makna Pendidikan Islam dalam Proses Pembelajaran Oleh: Ilisya P. Indrasari Pendidikan dalam Islam memiliki beberapa istilah, yaitu tarbiyah, ta’lim, ta’dib , dan riyadhoh . Masing-masing istilah memiliki keunikan makna tersendiri dan memberikan warna tersendiri dalam pendidikan.   Pendidikan dalam istilah tarbiyah memiliki beberapa kata kunci. Pertama, mengembangkan (‘insya ), yaitu pendidikan dipandang menumbuhkan, mengembangkan, dan mengaktualisasikan potensi peserta didik. Kedua, sesuatu ( al-syay’ ), yaitu potensi dasar manusia yang dikembangkan sehingga berbuah pada al-‘amal (prilaku). Ketiga, tahap demi tahap ( halan fa halan ), yaitu proses aktualisasi potensi (satu dan dua) dilakukan secara bertahap agar peserta didik tidak merasa tertekan atau dijajah oleh pendidiknya. Keempat, sampai pada batas kesempurnaan ( ila hadd al-tamam ), yaitu diperlukan waktu yang lama sehingga seluruh potensinya benar-benar teraktual secara maksimal. Kelima, sebatas pada kes...